Note : Cerpen ini sebenernya aku buat udah lama, dan proses pembuatannya juga bentar, jadi MAAF sedalem-dalemnya kalau ceritanya agak sedikit abal-abal. Pengennya aku edit lagi, tapi..... males. Yoweslah kalau gitu, happy reading! (Komen yang konstruktif diharapkan selalu ^^)
Perkenalkan, aku Kang Hyora. Seorang gadis Indonesia yang addicted dunia Kpop, bahkan aku mengganti namaku dan pindah ke Seoul. Aku seorang VIP dan Joker. Hari ini aku jauh-jauh pergi ke Bandara Incheon untuk mengantar kepergian para member BIG BANG ke Belfast, London. Well, kau tahu bukan, kelima lelaki tampan itu masuk dalam nominasi ‘world wide act’ di MTVEMA2011. Tiap hari aku mati-matian meng-vote mereka, hingga membuat jariku keriting.
Aku begitu mencintai mereka! Sebagai fansgirl loyal aku akan melakukan apapun demi mereka!
Ini pertama kalinya aku mengantar mereka di bandara. Huft, aku nervous sekali! Bagaimana respon mereka terhadap kami para fansnya nanti? Dibalik itu, aku bahagia sekali! Karena kali ini, BIG BANG kembali berlima! Aku ingin sekali melihat senyuman mereka terutama Daesung-ku!
Btw, suasana di sini ramaaai sekali dan didominasi kaum hawa. Aku sampai sesak nafas karena berdesakan seperti ini. Aku di sini sudah berjam-jam lamanya, namun kenapa mereka belum datang juga?? Argh!
“Uhuk..uhuk..” Aku terbatuk-batuk. Aish! Kenapa penyakitku harus kambuh di saat seperti ini sih?! Karena tak mau tepar di tengah kerumunan manusia ini, aku pun beranjak pergi meninggalkan ruang tunggu bandara, menuju tempat parkiran dimana udara dengan bebas bertiup.
Akhirnya aku pun sampai di samping mobilku. Namun aku tak langsung masuk, aku bersandar di pintu mobil sambil meratapi dan merutuki nasib burukku. “Akh! Pabbo!! Aku melewatkan momen terpenting seumur hidup!” Aku menjejak-jejakkan tanah dengan sebal. Tanpa terasa cairan hangat mengalir dari pelupuk mataku. Aku menangis. Tangisan penyesalan. “Kenapa aku harus bernasib seperti ini!” Kupukul-pukul kepalaku sambil terus berkata “Bodoh. Bodoh. Bodoh.” Pada diriku sendiri.
Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki. Suara yang sangat merdu bak suara malaikat (?). Tapi kenapa aku merasa tak asing dengan suara ini?
“YA. Jangan kau persalahkan nasib. Nasib telah diatur oleh Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berusaha, namun Tuhan-lah yang menentukan endingnya. Percayalah, Tuhan telah memberi kita yang terbaik. Dibalik hal buruk yang menimpamu pasti akan ada hikmahnya.”
Bahkan perkataannya pun seolah telah menjadi lampu penerang di hatiku.
Tapi, siapa dia? Malaikat?
Aku memeriksa sekitarku. Tak ada siapapun.
“K-kau siapa?? A-apa kau malaikat dari surga? Tidak, tidak. Atau.. jangan-jangan kau.. SUARA HATIKU?” *jdieeng!* -__-
Tak ada jawaban.
“YA! Siapa kau??” tanyaku lagi.
“Oke, baiklah. Terserah maumu. Aku suara hatimu. “
“Tunggu, kalau kau suara hatiku. Lalu mengapa suaramu seperti suara laki-laki??”
“Haruskah suara hati seseorang bersuara sama seperti pemiliknya?”
Hmm.. benar juga. Aku pun hanya ber-“Oh” ria.
“Jadi. Ceritakan apa yang membuatmu galau seperti ini?”
“Eh?? Kau bilang kau suara hatiku. Kenapa malah tanya masalahku? Kau kan tahu sendiri.”
“Oh God. Ceritakan saja! Aku hanya ingin mendengarnya langsung.”
“Eh, oh. Baiklah. Aku sedang menunggu BIG BANG di sini bersama para VIP lainnya. Namun tampaknya aku tak tahan berdesak-desakan, penyakitku selalu kambuh karenanya. Jadi, kurasa sekarang aku harus segera pulang. Tak ada gunanya aku di sini.” Aku menghela nafas berat.
“Daesung-oppa! Aku sangat sangat sangat ingin bertemu denganmu! Aku sangat ingin berteriak ‘FIGHTING’ dengan aegyo padamu! Aku sangat ingin kau menatapku! Aku sangat ingin kau tersenyum manis padaku! Aku.. aku.. sangat mencintaimu, oppa!!”
Kakiku bergetar hebat. Tiba-tiba aku merosot ke tanah karena kakiku yang seolah sudah tak mampu lagi menopang. Aku kembali menangis. “O..oppa... hu..huu..”
“Kau ini orang yang sangat melankolis. Lagipula kau bisa bertemu dengan mereka di konser mereka tahun depan, bukan?”
Aku menggeleng lemah. “Aku.. aku takut. Karena penyakit ini, aku.. hiks.. tak bisa bertahan hidup lebih lama. Hiks.. hiks.. ”
Aku terus menangis, sedang ‘suara hati’ku tak lagi terdengar.
“YA. Kurasa sebentar lagi kau akan segera bertemu dengan idolamu.”
“Mwo??” Seruku heran. Air mataku lenyap seketika. “Eh? Hey! Suara hatiku! Apa maksudmu?? YA! Kenapa kau tak menjawabku?” Suara hatiku benar-benar menghilang.
Aku bertemu BIG BANG dan Daesung-oppa? Mungkinkah tadi itu hanya firasatku?
Terdengar jeritan histeris para VIP di bandara yang merupakan tanda bahwa BIGBANG telah datang. Akh, aku tak mungkin bertemu mereka. Too late. Aku pun beranjak memasuki mobil. “Eh? Kenapa mobilku tidak di kunci??” tanpa pikir panjang, aku langsung masuk ke dalamnya. Dan taraaaa..
INI BUKAN MOBILKU!
Lalu ini mobilnya siapa?? Kutengokkan kepalaku ke belakang. Dan taraaaa...
Kejutan kedua.
Penghuni mobil ini adalah.. DAESUNG BIGBANG!
Sekujur tubuhku bergetar bukan main. Wajahku pasti sudah pucat dan keringat dingin bercucuran. Jantungku berdegub tak karuan. Aku ingin mengucapkan sesuatu tetapi tak bisa, seolah ada perekat yang melekat di bibirku. Jadinya selama semenit lamanya aku hanya bisa terpaku menatap wajah idolaku nanar. “D-daesung-ssi.. a-aku, mi-minta maaf. S-sungguh aku tak tahu.. kalau mobil ini miliku. A-aku sa-salah mobil. Maaf! Maafkan a-aku!” Ucapku terbata sambil terus menunduk dalam.
Ketika aku menaikkan wajahku, kudapati wajah Daesung tepat berada di depanku. OMO. Aku sontak mundur beberapa cm. “P-permisi!” Aku segera beranjak keluar, namun entah kenapa terasa sulit sekali, seolah ada magnet yang menarikku.
“Tunggu!” Aku menoleh karena seruannya. “Kau fansku, bukan?”
DEG.
Bagaimana dia bisa tahu? Oh gosh! Jangan-jangan suara tadi itu.. suara Daesung! Jadi dia mendengar omonganku tadi..? Akh! Bagaimana aku bisa sebodoh ini??
“Err, i-iya.” Jawabku dengan wajah mem-blushing. Sebenarnya banyak yang ingin kuungkapkan padanya, namun tiba-tiba saja otakku ngebleng saking nerveousnya.
“Umm, apa kau tak mau tanda tanganku, atau fans service lainnya?”
“Ah itu. Tidak usah. Aku sudah sangat senang bisa bertemu denganmu. Lagipula kurasa Anda sedang terburu-buru, bukan?”
“Itu gampang. Jadi, bagaimana?”
Aku terkaget. “T-tapi.. Baiklah,” Aku mengambil selembar foto Daesung-oppa dan sebuah spidol dari dalam tas. “Silahkan..”
“Emm, kau tak membawa album BIGBANG?” tanyanya.
“Eh, a-aku bawa.” Aku segera mengeluarkan benda yang ia minta. Ia mengambilnya dengan senyuman yang semakin mengembang di wajahnya.
“Siapa namamu?”
“Kang Hyo Ra.”
Ia pun mulai menanda tangani cover album tersebut. Lalu di bawahnya ia menambahkan namaku, dan namanya. Di tengah nama kami ia menambahkan simbol hati. Jadi seperti ini.. ‘Kang Hyora <3 Kang Daesung’.
Kyaa.. aku serasa mau berteriak kegirangan dan loncat ke langit ketujuh!
Setelah selesai ia memberikan album tersebut kepadaku. “Ada permintaan lagi?”
“Ti-tidak. Terimakasih! Aku takut merepotkan Anda.”
“Uhm.. karena kau adalah fans-ku yang spesial, aku juga harus memberimu hadiah yang spesial juga.”
What? Aku tak salah dengar kan?
Tiba-tiba ia mengecup pipi kananku lembut.
Kontan aku mematung. Shock.
KYAAAA...!! SEORANG KANG DAESUNG MENCIUMKU!!
Ini benar-benar tak bisa dipercaya! Aku pasti sedang bermimpi!. Kucubit tanganku, namun aku malah menjerit “Aw”.
“YA! Kau tak sedang bermimpi! Haahahaa..” Ia tergelak menatap wajah bodohku.
“O-oppa.. KAMSAHAMNIDA, OPPA! JEONGMAL KAMSAHAMNIDA!!” Seruku kikuk. Senyuman merekah di wajahku disertai dengan rona merah di kedua pipiku.
“Sudah kewajiban seorang idol untuk membahagiakan fansnya. Malah seharusnya aku yang berterima kasih kepada para VIP sepertimu yang selalu men-support Big Bang. Tanpa kalian, kami tak akan jadi seperti ini. Oh ya, benar apa kataku tadi, bukan? Dibalik musibah pasti ada kebahagiaan yang menanti kita.” Akh.. kurasa aku sudah sangat melting tingkat akut karena angel-smile-nya. “Dan lagi, kau tampak cantik saat tersenyum. Selalulah tersenyum. Jadikanlah senyum kekuatanmu. Jangan biarkan kesedihan dengan mudahnya menguasaimu. Percayalah, aku selalu ada di hatimu, karena aku adalah ‘suara hatimu’. Hahaha..”
Aku serasa ada di negeri dongeng! Aku seperti mendapat kekuatan untuk menjalani sisa hidupku yang mungkin tinggal beberapa bulan ini. “KAMSAHAMNIDA, Oppa! Aku akan berusaha untuk hidup dengan baik!” Aku memberikan senyuman termanisku. “Err, ada yang ingin kukatakan pada Anda. Bolehkah..?”
Ia mengangguk.
“Ingatlah aku selalu, oppa.”
Ia terbelalak, namun kemudian ia mengangguk. “Forever and always.”
“OPPA, JJANG! FIGHTING!” Seruku ketika keluar dari mobil audy miliknya. “Annyeong haseo!” Aku melambai-lambaikan tanganku. Senang. Sangaaaat senang!
Apa yang kualami hari ini sungguh seperti mimpi!
Perkataannya padaku..
Senyum manisnya padaku..
Suaranya.. Aaaah~ Oppaa, saranghae!
.:: THE END ::.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar